Singapore: Mimpi Yang Tersampaikan



Late post.hehehehe


Tanggal 1 Desember 2016 lalu, akhirnya saya berkesempatan mengunjungi luar negeri untuk pertama kalinya. Sebenarnya, keinginan berkunjung ke luar negeri sudah ada sejak bertahun-tahun, tapi apa daya baru kesampaian baru-baru ini. Setelah melalui berbagai pertimbangan, maka pilihan jatuh ke negara Singa.
Saya mau berkisah bagaimana akhirnya saya bisa mewujudkan mimpi yang sudah bertahun-tahun itu. berawal ketika saya senang membaca tabloid hiburan saat SMA. Tabloid itu sering membawa wartawannya bertugas ke luar negeri untuk wawancara selebriti asing. Saya pun mupeng. Maka, lulus SMA saya memutuskan mengambil Jurusan Ilmu Komunikasi dan bercita-cita menjadi wartawan.
Saat kuliah, saya mulai mengenal teman-teman saya yang datang dari berbagai latar belakang. beberapa dari mereka yang datang dari keluarga berada sering menceritakan pengalaman mereka berwisata ke luar negeri.
Dari sanalah saya berkeinginan untuk berwisata ke luar ngeri. Dari berbagai informasi, biaya kunjungan ke negara-negara Asia Tengara lebih murah dan bebas visa. Saya pun berangan-angan untuk mengunjungi negara di Asia Tenggara.
Tapi, pemikiran saya saat itu, berkunjung ke luar negeri tetaplah mahal. Jangankan ke luar negeri, naik pesawat saja saya belum pernah. Jalan-jalan pun paling jaiuh di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tapi, saya tidak patah semangat. Saya terus belajar demi mewujudkan citac-ita menjadi wartawan dan ke luar negeri.
Lulus kuliah, saya berkesempatan berkarier di perusahaan media besar di Surabaya. Artinya, mimpi saya ke luar negeri semakin dekat. Keinginan saya untuk mencicipi naik pesawat terwujud ketika saya ditugaskan ke Semarang. Sayangnya saat itu saya masih labil. Tekanan pekerjaan membuat saya mengundurkan diri.
Selanjutnya saya berpindah-pindah perusahaan media di Jogja dan Jakarta. Tetapi saya memang tidak kuat dengan tekanan yang membuat saya bolak balik resign. Saya pernah mencoba kerja kantoran, tetapi tidak betah. Akhirnya, mimpi menapakkan kaki di luar negri harus saya pendam.
Saya sempat berpikir untuk melajutkan kuliah di luar negeri. Saya pun membuat paspor. Saya terus mencari informasi beasiswa di luar negeri. Setelah berpikir dan merenung saya memutuskan tidak jadi kuliah di luar negeri.
Akhir 2015 lalu, saya  bekerja sebagai pekerja freelance, masih di dunia menulis sambil siaran di radio komunitas. Setelah sebelumnya merantau, saya tinggal di kota asal menemani ibu. Boleh dibilang penghasilan saya tidak seperti di pekerjaan sebelumnya. Tapi inilah awal saya bisa mewujudkan mimpi.
Sejak akhir tahun 2015, saya memutuskan berpuasa demi mewujudkan mimpi ini. Setiap bulan selama tiga hari saya berpantang mengkonsumsi daging dan turunannya termasuk kue-kue yang sangat saya gemari. Saya berpantang tidak jalan-jalan ke luar kota dan tidak berbelanja fashion.
Banyak godaan ketika saya menjalani pantang itu. Saya memang tidak berbelanja fashion selama satu tahun, tetapi demi menuruti ajakan kekasih, saya pun jalan-jalan ke luar kota. Saya juga ke luar kota demi mengikuti ajakan liputan. Sempat ada perasaan bersalah, tetapi bagaimana lagi, sudah terlanjur.
Selama itu juga saya bingung darimana uang untuk biaya ke luar negeri. Saya juga bingung negara mana yang saya pilih. Saya juga tidak menemukan paket wisata. Saya tidak memilih backpacker karena saya belum pernah ke luar negeri jadi takut kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Saya menghubungi beberapa paket wisata, tetapi semua paket wisata mengharuskan pemesanan minimal dua orang. Saya tidak mungkin mengajak ibu yang sudah sepuh. Adik saya bekerja, kekasih saya juga bekerja.
Saya terus berdoa memohon petunjuk supaya saya bisa sampai ke luar negeri. Puji Tuhan, saya menemukan paket tour dimana satu orang saja bisa ikut. Beberapa kerabat juga memberi uang saku. Kata mereka, biar saya tahu kondisi di luar negeri.
Saya takjub ketika akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di luar negeri. Padal awalnya saya tidak memilih SIngapura sebagai negara tujuan. menurut saya Singapura sama seperti Jakarta dan karena saya pernah tinggal di Jakarta, rasanya Singapura sama seperti kota metropolitas lainnya. Saya memilih Thailand. Namun dengan pertimbangan waktu dan biaya saya memilih Singapura.
Selama di Singapura saya mengunjungi ikon negara itu. Saya rasa saya perlu bercerita mengenai wisata di Singapura karena sudah banyak yang bercerita wisata dan kuliner Singapura. Di post selanjutnya saya akan bercerita pelajaran hidup yang saya dapat dapatkan selama proses bermimpi dan selama di Singapura. Ditungga yaaaa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senam Bebas Sakit Punggung

Cerita Bertemu Jodoh

Alvin Aribowo Lee