Hikmah Dari Singapore
Haiii.,sudah dua bulan saya tidak menulis. Padahal, janjinya saya mau menulis hal-hal yang saya dapatkan sebelum, selama, dan setelah dari Singapore. Tenang... saya masih ingat kok..
Langsung saja yukk..
Sebelum
Saya mau berbagi cerita sebelum saya berangkat ke Singapore. Seperti yang sudah saya jelaskan di pos sebelumnya, saya sempat menjalani puasa tidak jalan-jalan ke luar kota kecuali kepepet alias penting banget. Dannn saya mendapatkan hikmah yang bakal saya bagikan setelah ini.
Selama
Selama di Negeri Singa, saya belajar mengenai toleransi tanpa memandang usia. Jadi ceritanya, saya bersama tour leader dan rombongan hendak menuju hostel menggunakan MRT. Karena tempat duduk sudah penuh, mau tidak mau sayapun berdiri.
Karena lelah tangan berpegangan palang MRT, saya pun hendak ganti tangan. Mendadak saya oleng. Nah di depan saya ada cewek ABG yang kemudian menawarkan tempat duduk. Tapi, saya bilang tidak usah, karena saya masih kuat berdiri.
Beda bangt dengan pengalaman saya ketika naik angkutan umum di Jakarta. Entah kenapa cewek-cewek di angkutan umum jadi seperti kerasukan setan PMS. Saya pernah didorong ketika mau turun. Ada juga yang tidak peduli oma-oma naik bus dan berdiri. Pokoknya lanjutnya terus duduk sambil bibirnya maju lima senti ngeliatin layar HP.
Selain dari masyarakatnya, saya juga belajar mengenai toleransi dengan sesama rombongan. di kloter saya, saya ini satu-satunya non Muslim. Tetapi teman-teman Muslim paham banget. Ketika saya mau tidur, mereka segera Sholat. Saya pun berusaha memahami teman-teman yang mau ibadah, sehingga saya memberikan lantai tempat saya menaruh kasur untuk mereka pergunakan untuk beribadah.
Kami juga seperti mendapat keluarga baru. Padahal, kami ini baru kenal loh. Hingga kini kami masih berhubungan via Grup WA dan Facebook.
Sesudah
Yang pasti, selama tiga bulan saya tidak bisa move on. Rasanya ada hal-hal yang belum saya dapatkan selama di Singapore. Karena saya doyan makan, saya menyesal, kenapa saya tidak beli roti dan beberapa jajanan selama di Singapore. Tapi, perlahan saya mulai mengikhlaskan hal-hal yang sudah saya rencanakan tetapi tidak bisa saya dapatkan. Itinya, saya belajar IKHLAS.
Selama berpantang, tidak jalan-jalan dan tidak jajan, saya jadi lebih bijaksana dalam menggunakan uang saya. Dulu, saya pengennya jajan terus. Sekarang saya lebih banyak makan makanan yang ada di rumah dan makanan jajanan di rumah yang kebanyakan pemberian orang lain. Jajan kalau tidak ada lauk atau tidak jajanan saja. Intinya, saya lebih HEMAT dan BIJAKSANA. hehehe
Langsung saja yukk..
Sebelum
Saya mau berbagi cerita sebelum saya berangkat ke Singapore. Seperti yang sudah saya jelaskan di pos sebelumnya, saya sempat menjalani puasa tidak jalan-jalan ke luar kota kecuali kepepet alias penting banget. Dannn saya mendapatkan hikmah yang bakal saya bagikan setelah ini.
Selama
Selama di Negeri Singa, saya belajar mengenai toleransi tanpa memandang usia. Jadi ceritanya, saya bersama tour leader dan rombongan hendak menuju hostel menggunakan MRT. Karena tempat duduk sudah penuh, mau tidak mau sayapun berdiri.
Karena lelah tangan berpegangan palang MRT, saya pun hendak ganti tangan. Mendadak saya oleng. Nah di depan saya ada cewek ABG yang kemudian menawarkan tempat duduk. Tapi, saya bilang tidak usah, karena saya masih kuat berdiri.
Beda bangt dengan pengalaman saya ketika naik angkutan umum di Jakarta. Entah kenapa cewek-cewek di angkutan umum jadi seperti kerasukan setan PMS. Saya pernah didorong ketika mau turun. Ada juga yang tidak peduli oma-oma naik bus dan berdiri. Pokoknya lanjutnya terus duduk sambil bibirnya maju lima senti ngeliatin layar HP.
Selain dari masyarakatnya, saya juga belajar mengenai toleransi dengan sesama rombongan. di kloter saya, saya ini satu-satunya non Muslim. Tetapi teman-teman Muslim paham banget. Ketika saya mau tidur, mereka segera Sholat. Saya pun berusaha memahami teman-teman yang mau ibadah, sehingga saya memberikan lantai tempat saya menaruh kasur untuk mereka pergunakan untuk beribadah.
Kami juga seperti mendapat keluarga baru. Padahal, kami ini baru kenal loh. Hingga kini kami masih berhubungan via Grup WA dan Facebook.
Sesudah
Yang pasti, selama tiga bulan saya tidak bisa move on. Rasanya ada hal-hal yang belum saya dapatkan selama di Singapore. Karena saya doyan makan, saya menyesal, kenapa saya tidak beli roti dan beberapa jajanan selama di Singapore. Tapi, perlahan saya mulai mengikhlaskan hal-hal yang sudah saya rencanakan tetapi tidak bisa saya dapatkan. Itinya, saya belajar IKHLAS.
Selama berpantang, tidak jalan-jalan dan tidak jajan, saya jadi lebih bijaksana dalam menggunakan uang saya. Dulu, saya pengennya jajan terus. Sekarang saya lebih banyak makan makanan yang ada di rumah dan makanan jajanan di rumah yang kebanyakan pemberian orang lain. Jajan kalau tidak ada lauk atau tidak jajanan saja. Intinya, saya lebih HEMAT dan BIJAKSANA. hehehe
Komentar
Posting Komentar