Bingung Bikin Jadul, Yang Jelas Masih Cerita Tentang Saya dan Nyonyo

Saya mau cerita lagi tentang hubungan saya dan Nyonyo. Cerita ini memang tidak ada habisnya karena selalu ada pesan baru yang Tuhan berikan di setiap hubungan ini. Jadi Rabu malam akhir Januari 2018, hujan mengguyur kota saya. Akibatnya, kami gak bisa nonton super blue blood moon hehehe.
Tapi bukan itu yang mau saya ceritakan. Tapi tenteng hubungan saya dengan Nyonyo.
Jadi malam itu rencananya kami akan maesong sdaudara Nyonyo yang meninggal dunia. Tapi walaupun tidak saling mengatakan, ada rasa malas buat kami berdua. Nyonyo bilang bahwa dia malas, saya juga. Akhirnya kami gak jadi maesong.
Maka dibahaslah permasalahan kami berdua. Awalnya Nyonyo bercerita bahwa dulu dia bertemu dengan seseorang yang mengatakan kepadanya bahwa jika Nyonyo punya keinginan dan ingin terkabul, dia harus hidup prihati yaitu dengan mengurangi makan dan tidur. Sejak itu, Nyonyo rajin berpantang yaitu tidak makan makanan yang berbahan beras dan yang bernyawa, dalam hal ini daging, ikan, termasuk teri, rebon, bahkan penyedap rasa yang mengendung protein hewan.
Nyonyo bercerita bahwa saat itu dia punya keinginan kerja yang Minggu dan hari besar bisa libur, punya sepeda motor, bisa kuliah, dan punya nyonyah. Nyonyo bilang, ketiganya sudah terkabul. Yang terakhir tergantung jadi atau gak.
Lalu topik beralih bahwa ibu dan adeknya juga sering berpuasa. Jadi, ibunya ini kalo menyumpahi orang yang menyekitinya pasti mempan. Dia juga menegur saya yang sering bersikap kasar dengan Simbok. Ya, saya mengaku bahwa kadang saya jengkel dengan Simbok.
Cerita kemudian beralih bahwa dia tidak ingin anak-anaknya hidup sengsara karena itulah dia ingin menjadi pengacara. Menurut orang yang ditemuinya dulu itu, Nyonyo bakal menjadi orang besar, gak tau maksudnya gimana. Saya bilang saya gak mau dia jadi pengacara karena nanti saya ditinggal-tinggal, sementara saya sudah mengoorbankan keinginan saya jadi wartawan.
Tapi dia malah menyalahkan saya yang tidak suka anak kecil. dia juga bilang bahwa lebih baik saya di rumah, merawat anak, kalo waktu senggang saya baru menulis. Menurut dia penghasilan saya bukan yang utama, penghasilan utama tetap ada di laki-laki.
saya kemudian menceritakan bagaimana dulu ayah saya yang sakit-sakitan dan tidak bisa bekerja pada akhirnya ibu saya menangani pekerjaan dan pekerjaan rumah juga merawat suami dan anak. Tapi dia bilang bahwa memang pada akhirnya hal itu bisa saja terjadi. tapi, tetap penghasilan utama ada di laki-laki. Sedangkan penghasilan saya silahkan kalo mau buat jajan, mau bantu orang, tapi utamakan saudara yang kekurangan.
dia tidak ingin nasib saya seperti ibunya yang harus berjuang banting tulang karena ayahnya tidak mau memberi nafkah.
Saya juga membahas bagaimana ketika dia menjauhkan saya dari teman-teman saya karena gak suka kepada mereka. Menurut dia, teman-teman saya hanya menyebarkan aura negatif. Contohnya si V yang sering bertengkar dengan Ibunya. Nyonyo bilang karena saya juga sering bertengkar dengan Simbok, maka seharusnya saya menjauh dari V.
Lain halnya dengan trio kentir, teman-teman yang saya dapatkan dengan susah payah ketika pulang kampung. Saya bilang bahwa saya kesepian. Tapi Sinyo justru bilang, lebih baik dia pergi sekalian dari hidup saya biar semakin sebatang kara.
Dia juga tidak mau memaafkan ayahnya yang selama ini tidak memberinya nafkah. Saya bilang belajarlah mengampuni, tapi dia gak mau. Ibunya juga pendendam.
dia juga bercerita pernah mengatakan kepada ibunya kalau sampe suatu saya melanggar kesepakatan, dia mau memberikan hartanya untuk saya dan akan membawa anak-anaknya.
Malemnya saya meditasi. saya menemukan bahwa Tuhan berkata seperti ini kepada saya.

1. Jadilah garam dan terang di keluarga Nyonyo. Selama ini saya menilai bahwa di keluarga Nyonyo banyak hal-hal negatif seperti sifat-sifat mereka yang pendendam dan gak mau mengampuni orang lain, bahkan suami/ ayah sendiri. Kalau mengampuni orang tuanya saja dia gak bisa, bagaimana mungkin saya mempercayakan hidup saya kepadanya? Suatu saat kalo saya berbuat salah, bukankah saya juga akan mendapat perlakukan seprti ayahnya.

2. Kalau saat ini saya tidak bisa kembali dengan teman-teman saya yang sudah dijauhkan Nyonyo, bantu mereka dalam bentuk rejeki.Jajanlah di orang tua V atau di trio kentir.

3. Tidak perlu takut dengan Nyonyo yang selalu mengandalkan kekuatan. Dia pernah bilang bahwa adeknya yang indigo mengawasi pergaulan saya. Saya sadar Nyonyo dengan pekerjaannya sebagai staf pengacara punya relasi di bidang hukum. Dengan puasa dan kekuatan dari adeknya yang indigo bisa saja dia mengawasi saya.
Tapi Tuhan mengingatkan bahwa yang memberikan saya kemampuan untuk menganalisa dan melihat ini adalah Tuhan. Jadi tetap andalkan Tuhan yang selama ini membimbing saya. Tidak selamanya saya harus percaya pada Nyonyo, saya harus percaya kepada Tuhan.

4. Kalaupun ibunya Nyonyo mempan menyumpahi orang, Ibu saya juga pintar mensugesti orang untuk berbuat baik. Ibu saya mampu mensugesti saya yang mudah khawatir, termasuk juga membunuh kecoa kalo saya ketakutan. I love You Simbok.
Ibu saya bisa membuat orang ramah dan baik padanya. Ketika kami kesulitan keuangan, selalu ada Ibu yang membantu. Ibunya Nyonyo dengan dendam dan sumpahnya kepada orang lain tidak mampu mengubah suaminya jadi lebih baik. Begitu juga kehidupan perekonomian Nyonyo yang biasa-biasa saja.

5. Jangan membuang tenaga, emosi, apalagi air mata untuk meladeni Nyonyo. Bagaimananpun dia tidak akan mengerti kesusahan saya.

6. Tidak usah berdebat karena sekeras apapun saya berdebat,saya akan selalu kalah. Ketika berdebat dia pasti akan mengatakan logika, logika, dan logika.

7. Jangan mutusian Nyonyo. Kalau saya mutusin Nyonyo, itu artinya saya kalah dan itu memberi kemenangan kepada Nyonyo. Dia akan bersorak-sorak karena saya semakin sebatang kara setelah putus dari dia.

8. Saat ini Nyonyo sudah mulai mengalami kegagalan karena kesombongannya. Semoga ini semua bisa mengubah jalan hidupnya dan juga keluarganya.

9. Kalau suatu saat saya berbuat salah dan Nyonyo menceraikan saya dan membawa anak-anak, tidak usah takut. Bawa uangnya Nyonyo, move on untuk hidup dan berbagilah. Anggaplah saya tidak ikut serta membentuk karakter anak-anaknya yang menuruni sifat jahat ayahnya.

10. Tidak perlu adu kekutan doa dan puasa. Jangan sampai saya seperti orang-orang yang beranggapan bahwa agamanya lebih bagus dari agama lain dan mengatakan bahwa pemeluk agamanya akan masuk surga dan pemeluk agama lain akan masuk neraka.

11. Saya dulu luka batin dengan teman-teman yang sering berpergian dengan sepeda motor, tapi saya gak diajak. Sampai sekarang saya gak berani bawa motor, kemana-mana yang ngakot. Saya pernah mengjak Nyonyo yuk sekali-sekali jalan-jalan pake angkutan umum, tapi dia gak mau.
Saya seorang yang tangguh, jadi saya gak akan mengajak-ajak orang lain menderita seperti saya. Naik angkot juga salah satu bentuk keprihatinan, keprihatinan dan kenyamanan dan kemudahan.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senam Bebas Sakit Punggung

Cerita Bertemu Jodoh

Alvin Aribowo Lee