Buat Yang Suka Traveling, Baca Ini Deh
Kali
ini, saya mau ngomongin soal piknik. Kenapa ngomong soal piknik? Jawabannya
adalah karena manusia butuh piknik. Kalo kurang piknik ntar jadi serba gak
beres semuanya. Apa-apa yang dilakukan jadi serba salah, bawaannya jadi marah
melulu.
Ngomong-ngomong
soal piknik, terutama piknik ke daerah-daerah asing, termasuk ke luar negeri
ini ada dua kubu. Kubu pertama lebih suka backpackeran dan kubu kedua suka pake
jasa tur. Kubu pertama bilang backpacker lebih enak, bebas, gak diatur-atur,
lebih mandiri, lebih petualang, menantang. Kubu yang ini mengaku mereka lebih
tangguh karena semuanya diatur sendiri.
Sedangkan
kubu kedua ini suka yang terencana, gak repot, yang penting sampe ke tujuan dengan
selamat, nyaman, tinggal menikmati aja. Kubu kedua ini konon didominasi oleh
mereka yang punya budget lebih, berbeda dengan kubu pertama yang mengaku
budgetnya ala kadarnya.
Di
sini saya mau berbagi tentang pengalaman menggunakan tur ala backpacker, jasa
tour atau travel agent, dan open trip. Pengalaman tour pake jasa tour waktu
tour ke Bali ketika SMA. Ini bukan study tour karena kami gak perlu bikin
laporan jadi murni piknik.
Saya
bersama teman-teman kelas 3 SMA menuju Bali menggunakan bus pariwisata. Kami
mengunjungi obyek-obyek yang cukup terkenal, seprti Tanah Lot, Uluwatu, Pantai
Kuta, dan beberapa tempt wisata lain. Kami menginap di hotel bintang 1, untuk
makan pagi disediakan di hotel, sedangkan makan siap dan malam pakai nasi box.
Kalau
untuk tur backpacker, saya sudah terbiasa bepergian sendiri, mulai dari
kota-kota yang dekat seperti Yogyakarta, Semarang, Salatiga, Solo, sampai
Surabaya dan Jakarta. Selain untuk piknik, Salatiga, Jogja, Surabaya, Solo dan
Jakarta merupakan kota yang pernah saya tinggali untuk bekerja. Berhubung saya
dulu berprofesi sebagai wartawan di Jogja, Surabaya, dan Jakarta, saya biasa
menggunakan angkutan umum untuk liputan. Maklum, gak berani bawa kendaraan
sendiri. Jadi saya anggap itu sebagai piknik ala backpacker.
Sedangkan
open trip waktu ke Singapura. Sebenarnya ini travel agent yang pikniknya ala
backpacker. Jadi di sana kami menginap di hostel dan mobilitas menggunakan
transportasi umum.
Dari
ketiga cara piknik yang pernah saya ikuti saya mengambil kesimpulan bahwa
setiap cara ada kelebihan dan kekurangannya. Kalo ada yang bilang backpacker
jadi lebih mandiri, tangguh, dan lebih bebas itu memang benar. Tapi, saya
tegaskan bahwa tidak semua orang mampu piknik ala backpacker. Jangankan ke luar
negeri yang berbeda bahasa, di Indonesia aja masih ada yang gak berani.
Apalagi,
banyak yang malas pake transportasi umum di Indonesia. Tapi mereka oke oke pake
transportasi umum di luar negeri. Alasannya karena transportasi umum di luar
negeri lebih nyaman, tetapi itu juga tergantung negaranya. Sedangkan di
Indonesia pengennya yang nyaman seperti nyarter kendaraan, minta diantar teman/
saudara. Sedangkan saya kemana-mana pake transportasi umum seperti bus trans,
komuter, mikrolet, kopaja.
Memang,
harus waspada karena sering disasarin dan diminta ongkos mahal. Tapi, ini yang
melatih kita jadi mandiri dan berhati-hati.
Sedangkan
kalo piknik dengan travel agent gak enaknya ya gak bebas, dibatasin. Tapi semua
serba tersedia. Selain itu, melatih mental kita untuk lebih toleran dan lebih
berempati sekaligus juga disiplin karena semuanya serba terjadwal. Tapi, piknik
seperti ini mungkin kurang cocok buat yang gak suka diatur dan dibatasi,
terutama buat yang sok-sok mengaku tangguh, tapi kalo piknik ke tempat asing
gak berani sendirian dan pake kendaraan umum. Iya, saya memang nyinyir tapi nyinyir
yang positif karena teman-teman saya banyak yang kayak gitu.
Kalo
ikut open trip sebenernya kita juga perlu trelalu ribet mikirin, tapi capenya
sama kaya bacpackeran. Kan pake transportasi umum juga. Tapi di sisi lain juga
membuat kita lebih berempati dan toleran, juga lebih aman dan kalo pergi ke
tempat-tempat asing yang kita gak tahu bahasanya.
Dengan
menggunakan jasa tour kita juga punya teman-teman baru, siapa tau juga buat
yang jomblo bisa ketemu jodoh. Bisa nambah relasi juga buat yang berbisnis. Sedangkan
yang suka tour ala backpacker biasanya jalan sama komunitasnya, jadi bisa
dibilang pertemanannya itu-itu saja, kecuali memang tipe orang yang supel
banget.
Kalo
saya browsing di internet kebanyakan suka traveling ala backpacker karena lebih
bebas, dan para penulis backpacker ini mengaku jadi lebih tangguh. Tapi coba
deh lihat dari sudut pandang lain. Gak semua orang mampu traveling ala
backpacker. Ada yang lebih nyaman dengan jasa tour.
Kalo
saya di Indonesia saya pilih solo traveling ala backpacker. Karena terbiasa
merantau dan bergaul dengan berbagai suku di Indonesia, ini gak sulit buat
saya. Cuma gak ada yang bisa fotoin saya karena hape saya kurang mendukung. Sedangkan
kalo ke luar negeri, saya pilih ikut open trip, tapi gak tertutup juga untuk
ikut tur mewah dengan jasa tour, apalagi kalo gretong. Doakan saya bisa menang
undian tour ya..
Komentar
Posting Komentar