Mengapa Prnikahan Masih Dianggap Prestasi

Beberapa hari lalu, saya bertunangan dengan Nyonyo. Setelah melewati proses panjang, penolakan, penerimaan, bertengkar, baikan lagi, lalu bertengkar lagi, baikan lagi, dan seterusnya, kami pun bertunangan. Acara pertunangan kami sederhana saja, tidak aneh-aneh.
Selama acara, saya pasang status di WA. Beberapa teman dekat yang tahu itu acara tunangan langsung mengucapkan selamat. Sementara yang tidak tahu itu acara apa, bertanya apakah saya lamaran. Ada yang saya jawab, ada juga yang tidak. Hahaha.
Saya maupun keluarga dan keluarganya Nyonyo hanya memberi tahu orang-orang terdekat bahwa kami akan bertunangan. Jadi tidak ada kabar-kabar. Para kepoers pun hanya bisa menebak dan bertanya setelah acara usai.
Saya kemudian mengganti profil picture di Facebook dengan foto tunangan kami. sebelumnya Nyonyo sudah mengunggah foto-foto kami. Saudara yang hadir juga ikut mengunggah foto-foto tunangan kami.
Postingan-postingan kami langsung mendapat like dan ucapan selamat baik dari teman-teman saya, teman-temannya Nyonyo, dan saudara-saudara yang belum berteman di facebook. Jujur, itu like terbanyak yang pernah saya dapatkan selama bermedia sosial.
Sudah lama saya tidak post di Facebook. Dulu, sekali posting kata-kata motivasi, like yang diapat cuma sekitar belasan. Posting makanan di instagram, like paling banyak 31. Posting karya di instagram, like paling banyak 20. Nah, posting foto tunangan, kalo dijumlah antara like di postingan saya, postingan Nyonyo, dan postingan saudara bisa hampir 200.
Saya kemudian merenung, mengapa postingan tentang pacaran, pertunangan, pernikahan, keluarga mendapat like lebih banyak dibandingkan prestasi? Apakah pernikahan adalah sebuah prestasi?
Melihat komentar Nyonyo dan temannya, saya menangkap bahwa seorang pria sudah menjadi pria sejati ketika menikah. Begitu juga seorang wanita setelah menikah dan punya anak dia menjadi wanita seutuhnya.
Sementara wanita yang punya karier tinggi, usianya sudah lebih dari 30 tahun tapi masih jomblo, pasti akan ada sejumlah pertanyaan kapan akan menikah. Memang, pernikahan masih dipandang sebagai suatu kemenangan dan prestasi ketimbang hasil karya. Orang lain lebih peduli dengan pernikahan seseorang daripada prestasinya.
Ada yang bilang pernikahan bukan lomba, buka prestasi, tetapi mengapa masih saja banyak yang tanya kapan menikah? Mengapa masih ada yang galau belum bertemu jodoh?
Ya sudahlah. Toh kalau saya bercerita tentang prestasi dan kemenangan saya pasti saya dibilang sombong. Betul??

Komentar

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    dengan minimal deposit hanya 20.000 rupiah :)
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa & E-Money
    - Telkomsel
    - GOPAY
    - Link AJA
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.IONPK.ME (k)
    add Whatshapp : +85515373217 x-)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senam Bebas Sakit Punggung

Cerita Bertemu Jodoh

Alvin Aribowo Lee