Sarjana Tidak Harus Bekerja di Perusahaan Besar
Tulisan ini pernah dimuat di Rubrik Setetes Embun Majalah Kartini. Ini pertama kalinya tulisan saya berhasil menembus Majalah Wanita Nasional tanpa saya harus bekerja di redaksi majalah itu. Tulisan ini saya post sesuai dengan versi aslinya. sementara, tulisan yang dimuat di Majalah Kartini sudah mengalami pengeditan. Judulnya diubah menjadi Hikmah Di Balik Perjuanganku Mencari Pekerjaan
Di
tengah persiangan yang tinggi dalam mendapatkan pekerjaan, gelar akademis bukan
lagi sebuah keistimewaan. Walaupun aku memiliki gelar sarjana, namun, aku rela
bekerja sebagai karyawan biasa di sebuah toko.
Menjadi
seorang sarjana adalah cita-citaku sejak kecil karena aku ingin mendapatkan
pekerjaan dan gaji yang layak. Keinginanku itu didukung oleh kedua orang tuaku.
Walaupun saat itu perekonomian keluargaku terpuruk, namun, orang tuaku berjuang
agar aku bisa kuliah sampai lulus..
Masa
kuliah adalah masa dimana aku sering mengalami jatuh bangun. Karena
perekonomian keluargaku pas-pasan, sedangkan aku kuliah di luar kota, aku pun
harus berhemat. Aku sering tidak
mengikuti ajakan teman-teman yang bergaya hidup konsumtif. Walaupun begitu aku
mejalaninya dengan ikhlas demi cita-citaku meraih gelar sarjana.
Selepas
wisuda, sebagai fresh graduate aku
sibuk mencari lowongan pekerjaan. Aku bersyukur,
karena aku tidak perlu menganggur terlalu lama. Aku diterima bekerja di sebuah
perusahaan media besar sebagai wartawan. Aku sangat bahagia bisa mendapatkan
pekerjaan impianku dengan gaji yang cukup tinggi.
Walaupun
pekerjaanku menyenangkan, aku yang saat itu masih labil tidak mampu menghadapi
tekanan kerja. Aku memutuskan untuk resign
tanpa sebelumnya mendapat pekerjaan baru. Aku pun menganggur.
Tujuh
bulan menganggur, aku ditawari sebuah pekerjaan di bidang yang sama seperti
sebelumnya. Sayangnya, penghasilan yang kudapatkan tidak sebesar penghasilanku
sebelumnya.
Karena
penghasilanku tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanku, aku mundur dan pindah
kerja di kota lain. Aku beruntung, bisa mendapatkan pekerjaan di sebuah
perusahaan besar dengan gaji besar. Selain mampu memenuhi kebutuhanku, aku pun
bisa menabung sebagian besar penghasilanku.
Sayang,
lagi-lagi aku harus keluar dari pekerjaanku tanpa mendapatkan pekerjaan baru.
Aku pun kembali menganggur.
Saat
itulah aku menyadari bahwa untuk mendapatkan, apalagi mempertahankan pekerjaan
adalah hal yang sulit. Karena itulah ketika seorang kerabat menawariku bekerja
di toko miliknya, aku pun menerima. Aku pun bekerja sebagai staf administrasi
sekaligus melayani pembeli yang datang ke toko.
Awalnya,
aku merasa berat menjalani pekerjaan itu. Aku berpikir, pekerjaan itu seharusnya
dijalani oleh lulusan SMA, bukan oleh seorang sarjana seperti aku. Namun, aku
tetap menjalaninya karena aku tidak ingin menganggur lagi.
Walaupun
begitu, aku tidak memungkiri bahwa aku
tidak menyukai pekerjaan itu. Aku berpikir, seharusnya aku bisa mendapat
pekerjaan yang layak sesuai dengan pendidikanku sebagai seorang sarjana.
Kesadaranku
tumbuh ketika aku berkenalan dengan seorang teman pria. Temanku itu bercerita
bahwa dia menyelesaikan kuliah hingga 10 tahun. Selepas lulus kuliah, dia
kesulitan mencari pekerjaan karena usianya sudah melebihi batas fresh graduate.
Dia pun bekerja membantu orang tuanya.
Selama
dua tahun temanku bekerja membantu orang tua dengan gaji seadanya. Dia
bersyukur ketika ada yang menawarinya bekerja sebagai staf pembukuan di sebuah
toko elektronik. Walaupun gaji yang diterima standar UMR, namun dia bersyukur
masih bisa menabung.
Kesadaranku
semakin tinggi ketika aku bertemu dengan teman kuliahku. Teman priaku ini
lulusan S1. Dia sudah berkali-kali melamar pekerjaan di beberapa perusahaan. Karena tak juga mendapat
pekerjaan dia menerima pekerjaan di perusahaan kaos milik pamannya.
Dari
kedua temanku itu aku belajar, bahwa sebagai seorang sarjana aku tidak perlu
bekerja di perusahaan besar. Bila menengok ke bawah, masih banyak lulusan
sarjana yang bekerja sebagai SPG di pasar swalayan dengan gaji dibawah UMR.
Aku
bersyukur masih memiliki pekerjaan dan penghasilan. Namun aku juga tetap
mengasah kemampuanku di bidang lain. Aku berharap kemampuanku ini suatu saat
ini bisa menjadi sumber rejeki disamping pekerjaanku.
Komentar
Posting Komentar