Surat Untuk Wanitaku Yang Selalu di Hatiku



Halo wanitaku,
Bagaimana kabarmu. Aku percaya kamu pasti baik-baik saja. Sudah lama aku tak bertemu denganmu. Bahkan, sudah lama aku tak melihatmu secara langsung. Namun, aku bersyukur, Semesta masih mengijinkanku melihatmu melalui foto-foto yang kamu unggah di media sosialmu.
Wanitaku, sudah lama sekali aku ingin bertemu denganmu. Rasanya, aku sudah tidak kuat lagi menahan rindu di dadaku. Tapi, mengapa rasanya sulit sekali bertemu denganmu?

Aku sadar, banyak kesalahan yang kuperbuat padamu. Tak bisa kupingkiri, kamu pasti kecewa.
Wanitaku, tak dapat kuhitung berapa banyak kesalahan yang aku perbuat. Mungkin kamu lebih tahu berapa kesalahanku. Barangkali hal-hal yang tak sengaja kulakukan pun tanpa sengaja sudah melukai hatimu.
Ah, benar, aku mungkin manusia yang tak punya hati hingga tega melukaimu. Bahkan, aku akui aku sengaja membuatmu marah melalui perkataan dan sikapku.

Tapi, tahukah kamu wanitaku. Kau menyesal melakukan itu semua
Aku sadar semua hal yang melukaimu itu tak seharusnya aku lakukan. Kadang-kadang aku memang bersikap kekanak-kanakan, berusaha mencari perhatian darimu. Kadang-kadang aku cemburu berlebihan kepada orang-orang yang tak seharusnya aku cemburui.
Wanitaku, maukah kamu memberikan maafmu untukku. Aku sadar, memang tak mudah bagimu untuk memberikan maafmu untuk pria yang tak sempurna ini.
Seandainya saja aku berada di posisimu, tentu tak mudah bagiku memberikan maaf bagi orang yang sudah berbuat salah seperti aku. Namun, kali ini aku menginginkan kebesaran hatimu untuk memaafkanku.

Wanitaku, tahukah kamu, tak mudah menjadi aku yang hingga kini memendam rindu padamu
Pernahkah kamu membayangkan ketika kamu ingin bertemu dengan orang yang kamu sayangi tetapi dia tak ingin bertemu denganmu. Itulah aku sayang. Kalau kamu tanya bagaimana rasanya, aku jawab sangat menyesakkan.
Aku tidak tahu butuh waktu berapa lama lagi untuk memendam rindu ini. Rasanya, aku ingin menghampirimu, mengatakan bahwa aku benar-benar merindukanmu dan menginginkanmu kembali di dekatku.

Wanitaku, bersediakah kamu membesarkan hati untuk mengingat janji suci kita?
Ingatkah kamu akan janji suci yang kita ucapkan dulu? Waktu itu kamu berjanji akan mendampingiku hingga akhir nafasku. Aku pun telah mengucapkan janji itu. Aku berjanji, akan terus kupegang janji suci itu. Kini bersediakah kamu menerimaku kembali sebagai pendamping hidupmu?

Wanitaku, bila kamu masih bekeras hati, tak ada yang mampu kuperbuat kecuali mendoakanmu.
Mungkin ini memang pilihan terakhir yang bisa kuperbuat. Aku hanya perlu menyerahkan ini kepada Semesta. Biarkan Semesta yang mengabulkan doa-doaku untuk membuka hatimu agar mampu menerimaku kembali.

Ingatlah wanitaku, bahwa di dalam hidupku ini tidak pernah ada wanita lain selain kamu. Doaku menyertaimu
Dariku: Suamimu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senam Bebas Sakit Punggung

Cerita Bertemu Jodoh

Alvin Aribowo Lee