Doa Bisa Mengubah Watak Buruk Seseorang
Tahun 2015 lalu, dengan niat untuk meliput di Majalah Hidup, saya datang ke acara di gereja. Bukan hanya mendapatkan materi dan relasi, saya juga mendapat cerita kesaksian yang luar biasa.
Kalau selama ini ada yang berpendapat bahwa watak seseorang tidak bisa berubah karena itu sudah bawaan orok, kesaksian pasutri itu mengubah pandangan saya bahwa seseorang bisa berubah dengan mujizat dari Tuhan. Kepercayaan itu terus tertanam dalam pikiran saya. Saat itu saya percaya bahwa kekasih saya yang keras kepala itu bisa berubah dengan bantuan doa. Walaupun kini kami sudah putus, tetapi saya melihat banyak perubahan positif dalam dirinya.
Pasutri itu berkisah bahwa dulu sang suami adalah pria sontoloyo yang kerjaanya gak ngurus anak istri, gak ngurus kerjaannya, malah ngurusin cewek lain. Hal itu terjadi selama 15 tahun, padahal mereka sudah punya dua orang anak.
Singkat cerita, mereka berdua diajak camp Pria Sejati Katolik dan Wanita Berkhidmat Katolik. Saat itulah, keduanya "ditampar" habis-habisan sampai "babak belur". Akhirnya, mujizat terjadi. Sang suami kembali ke keluarganya, meminta ampun atas kesalahannya. Istrinya pun mengampuni suaminya padahal selama 15 tahun sudah dibikin stress. Kembalinya mereka itu juga berbuah dengan seorang putra yang lahir saat istrinya sudah menginjak kepala empat.
Kisah itulah yang menginspirasi saya bahwa seseorang bisa berubah dengan bantuan doa. Sewaktu saya pacaran dengan Nyonyo, kami adalah orang yang keras kepala. Hampir setiap saat kami bertengkar. Permasalahannya karena masalah teman yang sudah saya ceritakan di sini. Masalah lain adalah persoalan anak dan karier.
Saya pernah mengatakan kepada Nyonyo bahwa saya ingin berkarier menjadi penulis terkenal dan ingin keliling dunia. Saya juga bilang bahwa saya tidak ingin punya anak. Awalnya hanya berdebat, tetapi ujungnya menjadi pertengkaran. Kata Nyonyo, seharusnya saya kembali ke kodrat saya sebagai wanita yang di rumah dan mengurus anak, bukan keluyuran. Kalau keluyuran, anaknya mau sama siapa?
Saya ngeyel, saya ingin menjadi wanita karier, tidak mau kalah dengan Nyonyo yang suatu saat menjadi pengacara. Pertengkaran inilah yang selalu mewarnai hubungan kami. Entah mengapa saya tidak suka menjadi ibu rumah tangga. Saya merasa hebat menjadi wanita karier.
Karena selalu bertengkar itulah, saya beranggapan bahwa Nyonyo takut kalah bersaing dengan saya. Tetapi, ketika saya tanyakan hal itu, dia tidak takut kalah bersaing. Bukan pula masalah gender bahwa cowok yang kerja cewek yang di rumah. Dia hanya ingin anak-anak kami terawat, tidak seperti Nyonyo yang tidak mendapat kasih sayang dari bapaknya.
Saya juga ingin keliling dunia. Saya sering iri dengan Nyonyo yang bekerja sebagai staf pengacara dan sering mendapat tugas ke luar kota. Padahal, soal menjelajah dunia, kota jajahan saya lebih banyak dibanding Nyonyo. Saya sudah pernah naik pesawat, sedangkan Nyonyo belum pernah. Saya pernah ke luar negeri, Nyonyo boro-boro. Paling jauh juga cuma Jakarta dan Cianjur. Kami tinggal di Wonosobo.
Hubungan kami pun kandas.
Selama putus, saya terus berdoa, sampai akhirnya saya "ditampar" bahwa seandainya saya yang ingin punya anak tapi suami saya gak mau, gimana perasaan saya. Tuhan juga memberikan petunjuk bahwa selama saya masih single, silahkan kalau saya mau mengejar karier, mau kelayapan sampai kemana saja. Bahkan, saya dikasih petunjuk kalau tahun depan saya bakal ngelayap lagi ke luar negeri, tepatnya ke Vietnam. Tetapi, setelah menikah, berikan peran kepada suami untuk menjalankan perannya sebagai suami dan ayah yaitu memberikan nafkah.
Sedangkan saya tetap menjalankan peran sebagai istri dan ibu, sekaligus sebagai penulis dan wartawan lepas yang bisa liputan seminggu sekali. Awalnya, saya menolak tamparan itu, tetapi saya kemudian menerima. Karena menjadi istri dan ibu dan mengalah supaya suami menjalankan perannya bukan berarti saya kalah, tetapi bisa saja saya mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk karier saya.
Saya juga ditunjukkan bahwa setalah menikah saya sudah tidak ingin lagi berkelana jauh. Diajak jelong-jelong ke Jogja atau Semarang aja sudah senang. Hahaha
Sebenarnya, saat meditasi saya juga ditunjukkan sesuatu yang belum bisa saya ceritakan, ini terkait Nyonyo. Tapi seandainya itu terjadi itulah yang terbaik buat kami, kalau saya benar jadi dengan Nyonyo.
Perubahan positif saya
-Lebih dekat dan terbuka dengan Simbok, dulu saya tertutup dengan Simbok
-Dulu malas tengok orang sakit, malas ngelayat sekarang semangat kalo melayat dan tengok orang sakit
-Dulu saya terlalu ramah dengan teman-teman cowok, sekarang saya lebih menjaga
-Dulu saya sukanya keluyuran, sekarang jadi anak rumahan
-Dulu mentingin teman, sekarang keluarga nomor 1
Perubahan positif Nyonyo
-Keras kepalanya berkurang
-Otoriternya juga berkurang
-Lebih sayang sama emaknya, ini emaknya yang cerita
-Kebiasaan buruk merokok, begadang, minum juga berkurang
-Pasca putus, dia bisa bersikap ramah, padahal sama orang yang didendamin senyum aja gak mau
Ini berkat doa lho, karena Nyonyo yang mendokan saya supaya berubah dan saya mendoakan Nyonyo juga bisa berubah.
Kalau selama ini ada yang berpendapat bahwa watak seseorang tidak bisa berubah karena itu sudah bawaan orok, kesaksian pasutri itu mengubah pandangan saya bahwa seseorang bisa berubah dengan mujizat dari Tuhan. Kepercayaan itu terus tertanam dalam pikiran saya. Saat itu saya percaya bahwa kekasih saya yang keras kepala itu bisa berubah dengan bantuan doa. Walaupun kini kami sudah putus, tetapi saya melihat banyak perubahan positif dalam dirinya.
Pasutri itu berkisah bahwa dulu sang suami adalah pria sontoloyo yang kerjaanya gak ngurus anak istri, gak ngurus kerjaannya, malah ngurusin cewek lain. Hal itu terjadi selama 15 tahun, padahal mereka sudah punya dua orang anak.
Singkat cerita, mereka berdua diajak camp Pria Sejati Katolik dan Wanita Berkhidmat Katolik. Saat itulah, keduanya "ditampar" habis-habisan sampai "babak belur". Akhirnya, mujizat terjadi. Sang suami kembali ke keluarganya, meminta ampun atas kesalahannya. Istrinya pun mengampuni suaminya padahal selama 15 tahun sudah dibikin stress. Kembalinya mereka itu juga berbuah dengan seorang putra yang lahir saat istrinya sudah menginjak kepala empat.
Saya optimis, bahwa doa bisa mengubah segalanya, termasuk mengubah watak seseorang yang tadinya buruk menjadi lebih baik
Kisah itulah yang menginspirasi saya bahwa seseorang bisa berubah dengan bantuan doa. Sewaktu saya pacaran dengan Nyonyo, kami adalah orang yang keras kepala. Hampir setiap saat kami bertengkar. Permasalahannya karena masalah teman yang sudah saya ceritakan di sini. Masalah lain adalah persoalan anak dan karier.
Saya pernah mengatakan kepada Nyonyo bahwa saya ingin berkarier menjadi penulis terkenal dan ingin keliling dunia. Saya juga bilang bahwa saya tidak ingin punya anak. Awalnya hanya berdebat, tetapi ujungnya menjadi pertengkaran. Kata Nyonyo, seharusnya saya kembali ke kodrat saya sebagai wanita yang di rumah dan mengurus anak, bukan keluyuran. Kalau keluyuran, anaknya mau sama siapa?
Saya ngeyel, saya ingin menjadi wanita karier, tidak mau kalah dengan Nyonyo yang suatu saat menjadi pengacara. Pertengkaran inilah yang selalu mewarnai hubungan kami. Entah mengapa saya tidak suka menjadi ibu rumah tangga. Saya merasa hebat menjadi wanita karier.
Karena selalu bertengkar itulah, saya beranggapan bahwa Nyonyo takut kalah bersaing dengan saya. Tetapi, ketika saya tanyakan hal itu, dia tidak takut kalah bersaing. Bukan pula masalah gender bahwa cowok yang kerja cewek yang di rumah. Dia hanya ingin anak-anak kami terawat, tidak seperti Nyonyo yang tidak mendapat kasih sayang dari bapaknya.
Saya juga ingin keliling dunia. Saya sering iri dengan Nyonyo yang bekerja sebagai staf pengacara dan sering mendapat tugas ke luar kota. Padahal, soal menjelajah dunia, kota jajahan saya lebih banyak dibanding Nyonyo. Saya sudah pernah naik pesawat, sedangkan Nyonyo belum pernah. Saya pernah ke luar negeri, Nyonyo boro-boro. Paling jauh juga cuma Jakarta dan Cianjur. Kami tinggal di Wonosobo.
Hubungan kami pun kandas.
Selama putus, saya terus berdoa, sampai akhirnya saya "ditampar" bahwa seandainya saya yang ingin punya anak tapi suami saya gak mau, gimana perasaan saya. Tuhan juga memberikan petunjuk bahwa selama saya masih single, silahkan kalau saya mau mengejar karier, mau kelayapan sampai kemana saja. Bahkan, saya dikasih petunjuk kalau tahun depan saya bakal ngelayap lagi ke luar negeri, tepatnya ke Vietnam. Tetapi, setelah menikah, berikan peran kepada suami untuk menjalankan perannya sebagai suami dan ayah yaitu memberikan nafkah.
Sedangkan saya tetap menjalankan peran sebagai istri dan ibu, sekaligus sebagai penulis dan wartawan lepas yang bisa liputan seminggu sekali. Awalnya, saya menolak tamparan itu, tetapi saya kemudian menerima. Karena menjadi istri dan ibu dan mengalah supaya suami menjalankan perannya bukan berarti saya kalah, tetapi bisa saja saya mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk karier saya.
Saya juga ditunjukkan bahwa setalah menikah saya sudah tidak ingin lagi berkelana jauh. Diajak jelong-jelong ke Jogja atau Semarang aja sudah senang. Hahaha
Sebenarnya, saat meditasi saya juga ditunjukkan sesuatu yang belum bisa saya ceritakan, ini terkait Nyonyo. Tapi seandainya itu terjadi itulah yang terbaik buat kami, kalau saya benar jadi dengan Nyonyo.
Perubahan positif saya
-Lebih dekat dan terbuka dengan Simbok, dulu saya tertutup dengan Simbok
-Dulu malas tengok orang sakit, malas ngelayat sekarang semangat kalo melayat dan tengok orang sakit
-Dulu saya terlalu ramah dengan teman-teman cowok, sekarang saya lebih menjaga
-Dulu saya sukanya keluyuran, sekarang jadi anak rumahan
-Dulu mentingin teman, sekarang keluarga nomor 1
Perubahan positif Nyonyo
-Keras kepalanya berkurang
-Otoriternya juga berkurang
-Lebih sayang sama emaknya, ini emaknya yang cerita
-Kebiasaan buruk merokok, begadang, minum juga berkurang
-Pasca putus, dia bisa bersikap ramah, padahal sama orang yang didendamin senyum aja gak mau
Ini berkat doa lho, karena Nyonyo yang mendokan saya supaya berubah dan saya mendoakan Nyonyo juga bisa berubah.
BalasHapusTRADING ONLINE TERPERCAYA
Platform Trading FOREX berbasis di Indonesia.
Kami menawarkan produk-produk Cryptocurrency & Forex.
✅ Akun Demo Gratis
✅ minimum Deposit 50.000
✅ Bonus Deposit 10%
✅ Customer support 24jam /7 hari
✅ Browser Gadget / komputer
✅ Proses Deposit & withdrawal cepat
✅ Pembayaran profit up to 80%
✅ Bonus Referral 1%
Www.hashtagoption.com
Trading lebih mudah & Rasakan pengalaman Trading dengan profit mudah . Bergabunglah Sekarang di HASHTAG OPTION
Ka, ini hampir sama seperti yg saya alami:( saya seperti ingin menyerah, tp kata kawan ku jangan menyerah dlu, kasi dia waktu buat berubah dan sabar . Saya ngerasa dia udh gabutuh saya, omongan sayaaja udh gadigubris, dibodoamatkan, saya bingung apa yg harus saya lakuin skrg. Bertahan atau tinggalkan:(
BalasHapusHalooo. Maaf baru saya baca komennya. Semangat Kakak. Manusia itu dinamis.. Kalo kita aja bisa berubah masa dia ga
Hapus