Prestasi di Tengah Keterbatasan
Aku terlahir sebagai anak
berpendidikan khusus., Sejak kecil aku sudah menderita tuna rungu. Menurut Papa
dan Mama, aku sering tidak merespon perkataan mereka. Papa dan Mama sempat
tertekan dengan keadaanku, namun mereka berbesar hati menerima kondisiku.
Ketika aku memasuki
usia sekolah, Papa dan Mama mencari informasi mengenai sekolah yang tepat
untukku. Dari berbagai rekomendasi sekolah, Papa dan Mama memutuskan
menyekolahkanku di SLB yang jaraknya sangat jauh dari kota asalku. Aku harus menempuh
perjalanan darat selama 12 jam Dario kota asalku menuju kota tempatku
bersekolah.
Aku sedih harus
berpisah dengan keluarga yang sangat aku sayangi. Apalagi, aku anak
satu-satunya yang mendapat perhatian penuh dari kedua orang tuaku. SaatPapa dan
Mama hendak pulang ke kota asal kami, aku menangis, merengek ingin ikut pulang
bersama mereka. Namun, mereka tetap meninggalkanku di asrama SLB itu.
Aku jengkel dengan
kedua orang tuaku karena mereka meninggalkan aku. Setiap liburan sekolah aku
pulang ke kota asal. Namun, ketika kembali masuk sekolah, aku menangis tidak
mau kembali ke asrama. Aku ingin tinggal bersama Papa dan Mama. Tapi, mau tidak
mau aku harus kembali ke asrama mengikui pendidikan bagi anak tuna rungu
seperti aku.
Beranjak remaja,
aku mulai memahami mengapa orang tuaku membawaku jauh dari mereka. Mereka ingin
agar aku tumbuh seperti anak-anak normal lainnya. Di SLB ini aku belajar
membaca gerak bibir, bukan bahasya isyarat. Menurut Bu Guru, membaca gerak
bibir memudahkan dalam berkomunikasi karena orang normal tidak mengerti bahasa
iyarat.
Belajar di SLB ini
juga membuatku punya teman-teman dari seluruh wilayah Indonesia. Ada juga
teman-teman yang berasal dari kota tempat tinggalku belajar namun mereka juga
tinggal asrama. Tinggal di asrama membuatku belajar memahami sifat teman-teman
dan belajar mengatasi konflik. Aku juga jadi mandiri dan disiplin, serta tidak
pernah lupa berdoa kepada Tuhan.
Berkat Tuhan
selalu datang kepadaku selama aku bersekolah di SLB ini. Aku yang gemar menutak
atik computer sudah dua kali memenangkan lomba desain grafis. Tahun lalu, aku menyabet juara II tingkat
nasional Lomba Desain Grafis yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dalam
rangka Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) di Manado, Sulawesi Utara. Dalam lomba itu, aku ditugaskan mendesain poster bertema keindahan bawah laut
dunia. Tema itu kejutan, karena sebelumnya aku dan peserta lainnya tidak
diberitahu tema lomba itu. Kejutan lainnya adalah juri menghapus semua file dalam computer. Kami diberi waktu
empat jam untuk menyelesaikan.
Sebelumnya di tahun
2015, aku pernah mengikuti lomba animasi dan desain kemasan. Awalnya aku
mewakili kabupaten tempatku belajar, berlanjut tingkat propinsi, dan
mengantarku hingga ke tingkat nasional. Aku
berhasil menyabet juara I tingkat
propinsi kemudian berlanjut ke tingkat
nasional. Lomba desain poster tingkat propinsi itu bertema kekayaan Jawa Tengah. Aku mendesain poster buah carica, buah yang
hanya tumbuh di Dataran Tinggi Dieng. Sedangkan di tingkat nasional, aku
mendesain kemasan susu cair. Kesukaanku minum susu memberiku ide mendesain
poster mengenai susu. Di tingkat nasional, aku menyabet juara II.
Dari kemenanganku
di FLS2N, aku mendapat hadiah uang sebesar Rp 9 juta selain medali, piala, dan
piagam. Hadiah uang itu aku tabung untuk melanjutkan sekolah di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Aku ingin bisa
membiayai sekolah sendiri. Tetapi, aku masih bingung memilih jurusan melanjutkan sekolah nanti antara tata boga
atau desain animasi. Selain hobi mengutak atik computer, aku juga gemar memasak dan bercita-cita
menjadi cheff professional. Aku juga
bercita-cita menjadi ahli animasi.
Keberhasilanku
tentu tidak lepas dari doa kedua orang tuaku.. Mereka selalu mendoakanku bahkan
Mama berpuasa supaya aku berhasil.
Saat ini, aku belum berpikir untuk ikut lomba. aku ingin
focus pada pendidikannya demi masa depan. Papa dan Mama juga mengarahkanku untuk focus
belajar demi masa depankuaku bersyukur walaupun aku memiliki kekurangan aku
bisa berprestasi dan menjadi kebanggaan kedua orang tuaku.
Komentar
Posting Komentar