Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Zona Nyaman

Saya sering mendengar bahwa zona nyaman adalah kondisi yang membuat kita tidak berkembang dan tidak bisa maju. Menurut saya benar juga. Misalnya saya hanya mau bekerja di kota asal saya dan bekerja di perusahaan yang sama selama bertahun-tahun. Udah kerjanya rodi, gajinya juga dibawah UMR, tapi kok betah ya? Tentu saja, itu karena saya merasa nyaman di sana. Biarpun gaji kecil, kerja rodi tapi ada hal-hal lain yang membuat saya nyaman. Apa saja? Setiap orang pasti punya alasan masing-masing. Teman saya ada yang mengalami hal itu. Menurut dia, walaupun gaji kecil dan kerja rodi tapi di sana dia bisa banyak belajar. Dia juga sudah sangat akrab dengan bosnya. Lalu apakah dia ada kemajuan? Mungkin dari segi ilmu yang didapat dia mengalami kemjuan. Untuk gaji  mungkin tidak. Masalah zona nyaman ini bukan hanya untuk karier kita lho. Kita juga sering hidup dimana kita selalu merasa nyaman dengan kondisi emosional kita. Misalnya, kita adalah pribadi yang mudah khawatir, mudah iri, mu...

Kualitas Perempuan Bukanlah Seperti Label Konstruksi Sosial

Kapan nikah? Anaknya udah berapa? Cuma mau punya anak satu? Kok gak bisa masak? Ngiris bawang bukan begitu caranya.  Para perempuan, pernahkah kamu mendengar pertanyaan dan celotehan seperti di atas? Saya sering. Pertanyaan kapan nikah selalu menghampiri saya, apalagi ketika saya sudah memiliki gandengan. Setiap saya datang ke reuni, kondangan, atau hanya bertemu di jalan mereka selalu mempertanyakan hal itu. Seolah-olah tidak ada pertanyaan basa basi lain selain kapan nikah. Lama menjalin kasih dan tak juga menikah, teman-teman kembali memberi pertanyaan yang sama. Kata mereka, jangan lama-lama  menunggu nikah karena usia saya yang sudah tua dan nati akan sulit punya anak. Ada lagi yang berkomentar nanti jadi maksiat. Saya jadi berpikir, apakah hubungan yang tak kunjung diresmikan selalu berujung maksiat? Berbeda halnya saat saya masih single. Saudara dan teman-teman  berebut memperkenalkan saya dengan para pria. Kata mereka, sudah saatnya saya memikirkan pernikah...

Cowok Kamu Posesif? Sebenarnya Hal-hal Inilah Yang Dia Rasakan

Gambar
Punya pacar posesif itu  kalau dirasa lebih banyak gak enaknya dibanding enaknya. Kamu punya acara sendiri, dia protes. Kamu ingin jalan-jalan bersama teman-temanmu, dia ngambek. Kamu ngobrol sama cowok lain, dia cemburu. Tapi sebenarnya ini lho yang ada di pikiran para cowok posesif. Dia Takut Kehilangan Kamu http://shahranadlizan.blogspot.nl/2014/07/sunyisepisendiri.html Sebagian besar cowok menjadi posesif karena mereka pernah mengalami masa lalu yang kurang menyenangkan, misalnya dia pernah ditolak atau bahkan pernah menjadi korban perselingkuhan. Ketika kamu sudah menjadi miliknya, dia takut kamu akan melakukan hal yang sama seperti mantan-mantannya. Karena itulah, dia berusaha melindungi kamu yang saat ini menjadi miliknya. Jangan heran kalau dia sering cemberut bila kamu jalan atau sekedar ngobrol dengan cowok lain. Dia takut kamu tertarik dengan cowok lain dan meninggalkan dia. Dia Takut Jadi Tidak Berguna Buat Kamu https://pixabay.com/en/seaside-man...

Hobi Jalan-jalan dan Jajan, Tubuh Tetap Sehat dan Kuat

Gambar
Ini adalah kisah saya, seorang wanita yang suka travelling dan jajan. Saya pernah hampir menyerah karena semakin bertambahnya usia, kondisi tubuh juga sedikit menurun. Tapi sekarang saya bebas jalan-jalan dan jajan lagi. Ah... bahagianya...

Menikmati Kejatuhan

Bagaimana rasanya pindah-pindah kerja di bidang yang berbeda? Ya, saya adalah orang yang beruntung bisa merasakan hal itu. Setelah mencicipi bekerja sebagai jurnalis yang merupakan cita-cita saya, pengalaman saya selanjutnya adalah bekerja di toko onderdil mesin cetak, toko cat, hotel, dan restoran. Di sini saya mau berbagi pengalaman saya bekerja di hotel dan restoran. Pekerjaan yang menurut saya "bukan saya banget" tp harus saya jalani demi orang tua. Hari pertama masuk hotel, saya yang dibawa oleh juragan yang memang kenalan saya datang mengenakan celana jeans, kemeja, dan sepatu sneakers. Saya pikir, bos saya akan mengajak saya liputan. Ternyata, saya langsung ditempatkan di hotel miliknya. Saya pun disarankan untuk mengenakan celana bahan hitam dan kemeja putih. Esoknya saya datang dengan pakaian tersebut. Tapi, seorang rekan kerja memperingatkan saya untuk mengenakan rok bukan celana. Dia bertanya apakah saya tidak punya rok ketika training sebelumnya. Langsung ...

Dahsyat Kuasa Tuhan

 Ini adalah kisah Theresia Evy Christina yang mengalami mujizat luar biasa dalam hidupnya. Dimuat di Majalah Hidup, tulisan di blog ini saya postkan sesuai tulisan asli saya.  Dia pernah dianggap wanita tidak berharga karena tidak mampu member keturunan. Rumah tangganya pernah gagal. Masa lalunya pahit. Namun, kini Theresia Evy Christina menjadi seorang istri, ibu, dan konselor bagi penderita luka batin. Hari-hari Theresia Evy Christina bisa dikatakan sangat sibuk. Setiap pagi hingga siang hari, dia bersama suaminya mengelola pet shop yang merupakan cabang dari pet shop keluarga . Dia juga merawat sendiri putranya yang masih berusia Sembilan bulan. Sore hari sering digunakan oleh Evy , suami , dan putranya untuk kegiatan pelayanan di persekutuan doa (PD) dengan berbagi kesaksian hidupnya bersamaTuhan. Evy mengaku tidak pernah bosan bila bercerita pengalaman hidupnya bersamaTuhan.Sesekali, Evy berkeliling kotaTegal, Purworejo, Purwokerto, Semarang, Solo, dan b...

Prestasi di Tengah Keterbatasan

            Aku terlahir sebagai anak berpendidikan khusus., Sejak kecil aku sudah menderita tuna rungu. Menurut Papa dan Mama, aku sering tidak merespon perkataan mereka. Papa dan Mama sempat tertekan dengan keadaanku, namun mereka berbesar hati menerima kondisiku. Ketika aku memasuki usia sekolah, Papa dan Mama mencari informasi mengenai sekolah yang tepat untukku. Dari berbagai rekomendasi sekolah, Papa dan Mama memutuskan menyekolahkanku di SLB yang jaraknya sangat jauh dari kota asalku. Aku harus menempuh perjalanan darat selama 12 jam Dario kota asalku menuju kota tempatku bersekolah. Aku sedih harus berpisah dengan keluarga yang sangat aku sayangi. Apalagi, aku anak satu-satunya yang mendapat perhatian penuh dari kedua orang tuaku. SaatPapa dan Mama hendak pulang ke kota asal kami, aku menangis, merengek ingin ikut pulang bersama mereka. Namun, mereka tetap meninggalkanku di asrama SLB itu. Aku jengkel dengan ked...

Berapapun Usia Kita, Apapun Status Kita, Kita Berhak Memilih

Berapapun usia kita, apapun status kita, kita berhak memilih. Begitu menurut saya. Seringkali, pilihan hidup saya itu  mendapat tentangan terutama dari orang-orang yang sangat saya cintai. Walaupun harus melalui proses perdebatan dan penerimaan, saya percaya bahwa saya bisa menjalani pilihan hidup saya. Sejak  masih kecil, kita sudah diajarkan untuk memilih. Misalnya, ketika Ibu hendak membelikan baju untuk saya. Saya diajak serta supaya saya bisa memilih pakaian yang sesuai dengan selera saya. Ibu berpikir, kalau saya yang memilih pasti saya mau mengenakan pakaian itu. Kadang-kadang, selera berpakaian saya berbeda dengan Ibu. Beberapa kali Ibu tidak setuju dengan baju yang pilih. Karena menurut Ibu bagus, Ibu memaksakan pilihannya untuk saya. Mau tidak mau saya menurut. Saya pun terpaksa mengenakan pakaian itu kalau tidak mau terkena omelan Ibu. Itu baru contoh pilihan sederhana. Semakin bertambahnya usia kita, semakin banyak pilihan kita yang bertentangan dengan ban...

Berani Pantang Belanja dan Jajan Selama Setahun? Manfaat Inilah Yang Akan Kamu Dapatkan

Di jaman digital seperti saat ini, kita seolah tidak bisa lepas dari ajakan untuk belanja dan jajan. Walaupun tidak secara langsung, postingan dan foto-foto menarik yang bertebaran di media sosial seolah mengajak kita untuk memiliki mereka. Kalau kamu sering terpancing untuk belanja dan jajan, yuk sekarang coba berpantang belanja dan jajan. Kamu bisa menetapkan sendiri berapa lama kamu akan berpantang. Tapi, jangan cuma sebulan karena di bulan berikutnya kamu justru akan balas dendam. Sediakan waktu setidaknya satu tahun untuk kamu berpantang agar kamu bisa benar-benar menjalaninya.  Terasa berat? Memang, tapi kalau kamu tidak mencoba kamu tidak akan mendapat pembelajaran hidup seperti ini Pantang Belanja dan Jajan Setahun Membuatmu Tahan Godaan Kamu sering tergoda untuk membeli baju atau aksesoris baru? Atau kamu sering tergoda melihat makanan-makanan baru yang bertebaran di media social? Nah, ini saatnya kamu menantang diri kamu untuk tidak berbelanja dan jajan sekalip...

Tersenyumlah Ketika Ditanya “Kapan” Itu Artinya Kamu Bahagia

Tiga  tahu lalu, seorang sahabat melontarkan pertanyaan “kapan nikah” kepadaku. Padahal, sahabatku tahu bahwa pada saat itu aku masih sendiri. Namun, entah mengapa pertanyaan itu terlontar saja dari mulutnya. Menurutku, pertanyaan ini bukan basa basi karena hubungan kami cukup dekat. Dia adalah sahabat tempatku berbagi. Ketika aku membutuhkan dia, dia selalu ada untukku, begitu pula sebaliknya. Kami sering berbagi cerita  dan curhat permasalahan kami mulai dari permasalahan pekerjaan hingga cinta. Jadi, dia tahu kan kalau saat itu aku masih sendiri dan tidak memiliki rencana menikah. Ketika pertanyaan itu tertuju padaku, aku sempat jengkel. Selain aku belum memiliki pasangan, saat itu aku hanya terfokus pada karier. Tidak salah kan bila aku masih memikirkan karier meskipun usiaku dipandang sudah cukup untuk menikah? Setahun kemudian, sahabatku yang lain juga melontarkan pertanyaan yang sama menjelang pernikahannya. Saat itu, aku juga masih sendiri dan pertanyaan “ka...

Alvin Aribowo Lee

Perjuangan Sang Penggagas Wonosobo Costum Carnival Tulisan ini berkisah tentang  Alvin Aribowo Lee, desainer asal Kabupaten Wonosobo yang namanya juga berkibar di Jawa Tengah. Tulisan tersebut pernah dimuat di Majalah Hidup Katolik. Untuk blog, saya post tulisan asli yang belum mengalami pengeditan. Semasa duduk di bangku SD, Alvin gemar membaca komik dan menggambar. Sepulang sekolah, dia menyempatkan diri mampir di sebuah persewaan komik untuk nongkrong dan menyewa komik. Alvin yang gemar menggambar sering menggambar tokoh-tokoh komik seperti Sailor Moon dan Dragon Ball. Lulus dari SMP Negeri I Wonosobo, Alvin melanjutkan pendidikan di SMK Negeri I Wonosobo. Pendidikan Alvin di SMK ini tidak sampai selesai, bahkan hanya berjalan enam bulan. Alvin pun kemudian putus sekolah. Masalah bermula ketika masa reformasi tahun 1998. Ibunya yang memiliki kios di pasar harus menelan pil pahit karena kiosnya terbakar. Otomatis, karena pemasukan hanya dari usaha ibunya, perekono...